- May 8, 2025
- Posted by: Pujoko
- Categories: Berita, Kabar Aum

JUDUL:
PDMKOTAMADIUN.OR.ID – Dua mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial (Kessos) UMMAD yang akan berubah menjadi UMJT (Universitas Muhammadiyah Jawa Timur) mengikuti Workshop Pengelolaan Dapur Umum Kebencanaan Kota Madiun.
Workshop atau bengkel kerja Pengelolaan Dapur Umum Kebencanaan ini dilaksanakan oleh RAPI Wilayah 34 Kota Madiun bersama Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Ana (PPPA) PPPA Kota Madiun, Ahad, 4 Mei 2025.
Dua mahasiswa Prodi Kessos UMMAD tersebut ialan Muhammad Rizky Al Farrel dan Juniyah Firahmatika, yang saat ini berada di semester 2.
Dosen Prodi Kessos UMMAD, Qoniah MA menyampaikan, melalui workshop ini, mahasiswa Prodi Kessos UMMAD dapat mengetahui pengelolaan dapur umum kebencanaan.
“Mulai pengetahuan DU (Dapur Umum) sampai praktek Memasak sampai membuat bungkus nasi untuk distribusikan. Saat ini sedang proses memasak.
Manfaat bagi mahasiswa yang ikut workshop ini adalah memperoleh pengetahuan mengenai kesiapan SDM dalam mitigasi bencana dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana.
“Manfaat selanjutnya mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan tentang manajemen dapur umum. Kemudian sekaligus mengaplikasikan mata kuliah yang mereka dapatkan,” terang Qoni’ah.
Kaprodi Kesejahteraan Sosial UMMAD, Muh Ni’am MA.Sos menjelaskan keikut sertaan mahasiswa Prodi Kessos dalam workshop pengelolaan dapur umum ini terhubung dengan mata kuliah pilihan yaitu Manajemen Bencana dan Isu Lingkungan.
Mata kuliah ini membekali mahasiswa pengetahuan praktis terkait mitigasi bencana dan isu-isu kebencanaan yang nantinya diharapkan mahasiswa dapat mengetahui proses penanganan bencana serta tanggap terhadap isu-isu kebencanaan dalam praktik profesi pekerjaan sosial.
“Salah satu bidang praktik dalam pekerjaan social berkaitan dengan kebencanaan (disaster social work) dimana pekerja sosial sebagai profesi yang memberikan pertolongan (helping profession) kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) salah satunya yaitu korban bencana alam maupun bencana sosial,” jelas Ni’am. (*)