- July 21, 2025
- Posted by: Pujoko
- Categories: Berita, Kabar Aum

PDMKOTAMADIUN.OR.ID – Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) PDM Kota Madiun melaksanakan diseminasi hasil Pendidikan Khusus Pimpinan (Diksuspim) Pimpinan Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan NonFormal (PNF) Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur, di Surabaya, 11-13 Juli 2025.
Diseminasi hasil Diksuspim ini diikuti kepala sekolah, jajaran Majelis Dikdasmen PNF dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di lingkungan Perguruan Muhammadiyah kota Madiun bertempat di SMP Muhammadiyah Satu Kota Madiun pada Jumat, 18 Juli 2025.
Sekretaris PDM Kota Madiun, Suyono, MPd menerangkan, diseminasi ini tidak sekadar menyampaikan ulang materi dari kegiatan Diksuspim, tapi juga menjadi ruang refleksi dan konsolidasi gerakan pendidikan Muhammadiyah di kota Madiun.
“Peserta diajak untuk mengevaluasi sistem tata kelola sekolah, memperkuat budaya mutu, dan memperjelas arah gerakan pendidikan berbasis ideologi Muhammadiyah yang mencerahkan,” terang Suyono yang mengikuti Diksuspim Majelis Dikdasmen dan PNF Muhammadiyah wilayah Jawa Timur tersebut.
Salah satu poin utama yang ditekankan dalam desiminasi adalah pentingnya sekolah Muhammadiyah untuk tidak terjebak dalam rutinitas administratif semata, tetapi mulai berani berinovasi, menguatkan pelayanan khususnya kepada peserta didik, dan meneguhkan jati diri sebagai sekolah Islam yang unggul dan berkemajuan.
Pemaparan diseminasi
Suyono yang menjadi nara sumber diseminasi memaparkan bahwa perubahan sekolah Muhammadiyah adalah keniscayaan yang harus dimulai dari perubahan pola pikir (mindset) pengelola sekolah Muhammadiyah sebagai pengingat sekaligus penyemangat untuk terus melakukan pembenahan.
“Perubahan sekolah Muhammadiyah tidak bisa ditunda. Sekolah tidak cukup hanya berjalan, tetapi harus berlari mengikuti perkembangan zaman. Mulai dari cara berpikir pimpinan, guru, hingga peserta didik. Sekolah Muhammadiyah tidak boleh hanya bangga dengan sejarah, tapi harus siap menghadapi masa depan,” terang Suyono.
Menurut Suyono, harus ada kesadaran bahwa sekolah Muhammadiyah tidak boleh sekadar bertahan, tapi harus bertumbuh, tampil sebagai pelopor.
“Komitmen yang perlu dimunculkan adalah menjadi sekolah yang relevan, responsif, dan membawa semangat tajdid dalam pendidikan,” ujar Suyono.
Salah satu poin utama yang ditekankan dalam diseminasi adalah pentingnya sekolah Muhammadiyah untuk tidak terjebak dalam rutinitas administratif semata, tetapi mulai berani berinovasi, menguatkan pelayanan khususnya kepada peserta didik, dan meneguhkan jati diri sebagai sekolah Islam yang unggul dan berkemajuan.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Kota Madiun, Eli Inayah menerangkan, diseminasi ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen mentranformasikan pendidikan Muhammadiyah ke arah yang lebih maju dan relevan dengan tantangan jaman.
Eli Inayah berharap diseminasi ini bisa menggugah sekolah Muhammadiyah semakin tercerahkan tentang pentingnya budaya sekolah yang dinamis dan progresif.
“Ini menjadi semacam pengingat bahwa sekolah Muhammadiyah harus terus bergerak dan tidak boleh terlena,”kata Eli Inayah.
Eli menambahkan, diseminasi ini sebagai momentum strategis untuk menyatukan visi perubahan di seluruh jenjang pendidikan Muhammadiyah.
“Kami melihat desiminasi ini sebagai titik awal konsolidasi perubahan. Dari SD hingga SMA, kita harus satu semangat: membangun sekolah Muhammadiyah yang unggul, adaptif, dan berdaya saing. Perubahan itu tidak bisa ditunda, dan dimulai dari diri sendiri sekarang juga,” ujar Eni Inayah.
Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama dan penyusunan langkah tindak lanjut di masing-masing satuan pendidikan. Semua peserta sepakat bahwa perubahan adalah tanggung jawab kolektif, dan dimulai dari perubahan diri sendiri. (*)