PDMKOTAMADIUN.OR.ID – Materi Profil Kader dan Nilai Perjuangan Tokoh Muhammadiyah menjadi salah satu materi yang dihadirkan dalam Baitul Arqam Dasar (BAD) 2025 Universitas Muhammadiyah (UMMAD), pada akhir pekan lalu.

Materi tersebut disampaikan Bambang Sukoco dari Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam pembahasan mengenai kader Muhammadiyah didepan peserta BAD UMMAD, Bambang Sukoco menyampaikan pemahaman yang disampaikan mantan Menteri Agama, Prof. Dr. H.A. Mukti Ali.

Baik buruknya organisasi Muhammadiyah pada masa yang akan datang dapat dilihat dari baik buruknya pendidikan kader yang dilakukan sekarang. Jika pendidikan kader sekarang ini baik, maka Muhammadiyah di masa yang akan datang akan baik, sebaliknya apabila jelek, maka Muhammadiyah pada masa yang akan datang juga jelek,” ujar Bambang Sukoco, Ahad, 23 Februari 2025.

Kemudian Bambang Sukoco juga menyampaikan penjelasan mengenai kader Muhammadiyah sebagai anggota ini yang menjadi bagian terpilih dalam lingkungan dan lingkungan pimpinan.

“Kader itu merupakan jantung organisasi, kelompok terlatih sebagai inti dari kelompok lebih dan terorganisasi secara permanen,” jelas Dosen Fakultas Hukum Universtias Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut.

Tugas pokok kader Muhammadiyah, menurut Bambang Sukoco, adalah mengembangkan organisasi dan menghindarkan idiologi dari distorsi.

“Fungsi kader itu kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa,” kata Bambang Sukoco.

Ciri-ciri kader

Dalam kesempatan tersebut, Bambang Sukoco juga memberikan pemahaman mengenai ciri-ciri kader Muhammadiyah. Pertama, memiliki kesungguhan berjuang dan bersedia berkorban.

Ciri kader Muhammadiyah itu tidak menduakan Muhammadiyah. Lalu tidak menjadikan Muhammadiyah sebagai batu loncatan dan selalu termotivasi memajukan gerakan serta tidak menjadi benalu muhammadiah

Tujuan perkaderan Muhammadiyah

Terkait  tujuan perkaderan yang dilakukan Muhammadiyah, Bambang Sukoco mengambil pemahaman yang disampaiakn dalam sistem perkaderan Muhammadiyah (2016).

Yaitu terbentuknya kader Muhammadiyah yang berjiwa Islam berkemajuan serta mempunyai integritas dan kompetensi untuk berperan dalam persyarikatan, kehidupan umat dan dinamika bangsa serta dalam konteks global.

“Kompetensi kader Muhammadiyah,saya mengambil pemahaman dari Tanfidz Muktamar satu Abad Muhammadiyah 2010itu berupa kompetensi keberagaman, akademis dan intelektual, sosial kemanusiaan dan kepeloporan.

Juga kompetensi keberagaman, organisasi dan kepemimpinan.

Saat mengawali pemberian materi, Bambang Sukoco menyinggung mengenai mahasiswa yang harus mampu menjadi agen perubahan dengan berkontribusi di masyarakat, tidak hanya kuliah saja.

“Sehingga saya mengajak mahasiswa yang baru silakan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya (saat jadi mahasiswa). Kalau anda gagal dalam fase ini maka anda bisa dalam masalah, walaupub bukan segalanya. Tapi ini penentu (masa depan),” ujar Ketua Majelis Hukum dan HAM PWM Jawa Tengah.  (*)



Leave a Reply