Kaprodi Biokewirausahaan Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) yang akan berubah menjadi Universitas Muhammaidyah Jawa Timur (UMJT), Irfan Miftahul Fauzi, S.Pi..MP., menjadi nara sumber dalam siaran dialog Program Mozaik Indonesia dengan tema UMKM di RRI Madiun, Senin, 16 Desember 2024.

Tema UMKM dari program Mozaik Indonesia yang disiarkan melaluii kanal PRO 1 RRI Madiun ini menghadirkan tema khusus yaitu Pemuda Wirausaha dengan Bioekonomi (ekonomi hijau dan biru).

Siaran dialog program Mozaik Indonesia ini diantarkan oleh penyiar RRI Madiun, Iik Kayati dan berlangsung sekitar 50 menit.

Pada awal diskusi, dibahas mengenai peran pemuda wirausaha secara bioekonomi yang menurut Irfan bisa dimaknai sebagai pengelolaan sumber daya alam yang bisa menggerakkan ekonomi secara berkelanjutan serta tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan.

Irfan menerangkan, green economy atau ekonomi hijau sebagai bagian dari bioekonomi yang dilakukan dengan agroekonomi mulai daei bidang pertanian dan perikanan secara berkelanjutan serta tidak berdampak negatif pada lingkungan.

“Tujuan green economy itu sesuai asta cita melakukan transformasi ekonomi dimana ekonomi harus bergeser bukan lagi konvensional tapi digital dengan mengajak generasi milenial menjadi petani muda khususnya mereka yang berada di SMA atau SMK bidang pertanian dan sarjana pertanian,” terang Irfan.

Irfan mengungkapkan salah satu praktek green economy yang ada di adalah produksi beras dari ubi porang yang memiliki manfaat kesehatan yang besar serta memiliki harga ekonomi yang tinggi.

“Dalam produksi beras ubi porang ini berlaku prinsip pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam dimana porang tidak hanya ekspor secara mentah namun sudah dikelola dan diolah menjadi produk yang berbeda. Kalau di wilayah Madiun ini pengolahan beras ubi porang dilakukan di Kabupaten Madiun,” terang Irfan.

Ekonomi biru dalam bahasan mengenai ekonomi biru dalam dialog tersebut, Irfan menerangkan bahwa ekonomi biru ini focus pada bidang perikanan dan kelautan terutama di wilayah pesisir.

Pelaksanaan ekonomi biru ini sejalan dengan prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola atau ESG (Environment, Social dan Governance).

“Ekonomi biru ini tidak hanya fokus pada bidang perikanan namun sudah memiliki cakupan luas terkait kelangsungan ekosistem laut bahkan termasuk peluang melakukan perdagangan karbon biru,” ujar Irfan.

Menurut Irfan bioekonomi dalam bentuk ekonomi hijau dan biru merupakan praktek ekonom yang cerdas sesuai dengan komitmen global dalam bentuk SDG (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan tujuan menghentikan kemiskinan serta melindungi planet bumi.

“Selain menjalankan ekonomi berkelanjutan, keberadaan SDG ini juga diharapkan mampu masalah food loss dan food wasted,” ujar Irfan. (*)



Leave a Reply