Muh.Khoirul Abduh Isi Materi Baitul Arqom PDM dan PDA Kota Madiun. Sampaikan 4 Model Perkaderan Muhammadiyah

Muh.Khoirul Abduh Isi Materi Baitul Arqom PDM dan PDA Kota Madiun. Sampaikan 4 Model Perkaderan Muhammadiyah

PDMKOTAMADIUN.OR.ID – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim), Muhammad Khoirul Abduh menjadi nara sumber Baitul Arqom PDM dan PDA Kota Madiun, Sabtu, 4 Juli 2024 di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Muhammad Khoirul Abduh menghadirkan tema Profil Kader dan Politik Kebangsaan di hadapan 310 peserta Baitul Arqom yang berasal dari pimpinan, lembaga,badan, AUM, ortom persyarikatan di Kota Madiun.

Salah satu pembahasan yang disampaikan Wakil Ketua PWM Jatim Bidang Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan AMM tersebut adalah soal model perkaderan dalam Muhammadiyah. Ada empat (4) model perkaderan dalam Muhammadiyah yaitu otoritas, penokohan, pelibatan aktifitas serta model informasi.

Mengenai model otoritas, Muhammad Khoirul Abduh mengatakan adalah model perkaderan dengan menempatkan kader secara legal institusional berdasarkan kebijakan organisasi secara tersistem
“Orang Muhammadiyah itu kalau sama pimpinannya tidak pernah taat. Menurut Pak Yunahar Ilyaz, ada tiga masalah di Muhammadiyah. Kalau soal al jamaah, Muhammadiyah itu paling angel (susah). Iso-iso ngalahne (bisa-bisa mengalahkan) Bani Israil,” kata Abduh.

Kemudian ia bercerita melakukan konsolidasi politik di beberapa kabupaten di daerah selatan Jawa Timur agar ada Muhammadiyah kader bisa berada di legislatif. Usai konsolidasi itu Abduh ditelpon salah satu PDM karena yang ingin keluar dari kesepakatan yang sudah dibuat dalam konsolidasi karena ada anggota DPR partai politik yang membantu memberi mobil. “Serius. Saya mlaku (melakukan) koordinasi ideologi politik, itu instruksi PP, agar Muhammadiyah di wilayah poltik tidak kalah terus, ayo ditoto, (ditata), kenapa satu dapil tidak ada wakil sama sekali karena suara Muhammadiyah tidak cukup untuk mengantar orang (jadi legislator). Itu PP yang perintah, itu dibantah daerah. Saya mengumpulkan 5 kabupaten di daerah selatan sana, Sepakat. tiba tiba di kontak, ” mohon maaf ini kita keluar dari kesepakatan tadi siang, tadz. kita keluar dari kesepakatan karena salah satu ada yang memberi ambulan. Langsung saya lemes hanya mengonsolidasi keterwakilan orang Muhammadiyah kader, titik. Ternyata kalah mbek duit semua.

Survei saya dengan mas Salam (Abdul Salam, PWM Jawa Timur) menyampaikan 40 persen warga Muhammadiyah masih doyan duit,” cerita mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur itu. Berikutnya model perkaderan dengan cara penokohan. Maknanya proses menaikkan reputasi kader sehingga lebih siap menempati posisi penting di struktur organisasi.
Abduh memberi contoh cara perkaderan model penokohan ini yaitu pimpinan Muhammadiyah memperkenalkan anak muda Muhammadiyah dihadapan pemimpin daerah.

“Pak Tomo (Sutomo,Ketua PDM Kota Madiun) mengajak Pemuda Muhamaddiyah, di rangkul didepan Wali kota. ‘Pak wali kota ini calon pengganti kita di masa depan’. Sekali kali gitu pal. Penokohan kalau ngga gitu, ngga munkin bisa jadi tokoh,” kata Abduh.

Abduh menambahkan, kalau ada pemimpin Muhammadiyah yang kita kekurangan kader itu artinya mereka gagal menciptakan kaderisasi.Model pelibatan aktifitas, menurut Abduh ialah dengan menempatkan kader dalam berbagai kegiatan dan jalur kelembagaan sehingga kader cepat berproses menjadi lebih siap. “Dalam kamus apapun, kader itu adalah orang yang dipersiapkan dalam kepemimpinan level organisasi dan tidak bersyfat musiman,” ujar Abduh.

Model informasi, melibatkan kader melalui “Dzawil Qurba” yang tentu terkait dengan sistem kelembagaan. “Dzawil Qurba” ini disebut Abduh sebagai kader kinthilan.

“Kyai Tomo ngajak generasi muda keman-mana dirangkul. Saya katakan kalau itu dilakukan. Madiun tidak kekurangan kader.” kata Abduh. (**)



Leave a Reply